Review Perawatan Wajah Super Sensitif, Tidak Untuk Hati Ini

April 24, 2016

Hai tumblr

Karena saya bingung akan share soal pengalaman apa, lebih baik saya share pengalaman yang non politis, non matematis, non analitis saja ya. Yang lain mungkin sibuk mengkritisi urusan kepemerintahan, tapi saya ngurus wajah berjerawat saja butuh puluhan tahun untuk mencari solusinya *lebay*. Hahaha

Siapa sih yang tidak mendamba wajah mulus ala bintang Korea? Pun saya yang bodinya tipis seperti ini pun ingin mendamba wajah minimal mulus, ga harus putih, yang penting jerawat batu yang sering nempel ini hilang seketika.

Silaturahmi ke Dokter Spesialis
Saya gadis masih usia di bawah 25 tahun yang seharusnya sudah melewati usia puber hingga saat ini masih mengalami jerawat membandel. Awal jerawat timbul saat puber di usia 15-an. Seiring dengan berakhirnya puber, jerawat saya yang tergolong jerawat batu, besar dan bernanah tidak kunjung reda pun saat masa subur datang. Bagi yang tidak tahu masa subur itu kapan, dari jumlah hari dalam siklus bulanan haid silakan dibagi menjadi 2. Masa subur hadir 2 hari sebelum hingga 2 hari sesudah tanggal tersebut. Atau gampangannya jika jarak haid pertama hingga haid selanjutnya adalah sekian hari, maka sekian dibagi 2 sama dengan masa subur. Menurut dokter kulit saya di Rumah Sakit Panti Rapih Jogjakarta, pada masa itu, hormon kewanitaan sedang dalam kondisi paling seimbang. Dokter Widodo berkata bahwa secara normal, hormon estrogen ini mempengaruhi kondisi aliran darah yang sedang bersih-bersih nya ke wajah. Namun, kenyataannya saat itu wajah saya masih berjerawat sehingga ada yang salah dengan sistem hormonal saya. Sehingga Dokter memberikan saya ramuan krim khusus yang disesuaikan dengan kondisi kulit dan hormon saya. Itupun setelah saya mengkonsumsi beberapa jenis antibiotik pada kontrol-kontrol sebellumnya. Dapat disimpulkan bahwa antibiotik tidak lagi sebagai solusi dalam penanganan jerawat saja.Saran Dokter Wid untuk selalu menjaga kebersihan, termasyuk mengganti handuk seminggu sekali, sprei dan sarung bantal seminggu sekali, keramas tiap sore hari, menggunakan helm full face, dll hehehe.
Sebulan saya menggunakan krim ternyata tidak ada kemajuan berarti.Saat masa subur pun jerawat masih tumbuh subur. Vonis Dokter jatuh pada pilihan untuk menggunakan obat pengontrol hormon.Perlu diketahui sebelumnya bahwa obat ini adalah pilihan terakhir untuk meredakan jerawat dari dalam. Ketentuan penggunaan obat ini seperti mengkonsumsi pil KB. Efek samping dari obat ini adalah untuk menaikkan hormon estrogen dan menyeimbangkan hormon yang lain. Sehingga, hormon ini akan mempengaruhi kalenjar minyak wajah tidak berlebayan dalam mengeluarkan minyak. Otomatis, baik kotoran dan bakteri ngga betah lama-lama di mari. Penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter. Saya tidak diperkenankan putus dalam minum obat ini. Minimal penggunaan obat ini adalah 3-6 bulan. Hasilnya baru bisa terlihat drastis setelah 6 bulan semenjak terakhir mengkonsumsi obat. Obat ini tentu memiliki efek yang berbeda-beda di setiap tubuh, salah satunya karena ketidakseimbangan hormon tadi juga bisa memicu pertumbuhan kanker payudara bagi yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker. Itulah mengapa pengawasan dokter sangat penting dalam penanganan ini.
Apakah kemudian saya memakainya? TIDAK. Bahkan walaupun efek positif dari  konsumsi obat ini adalah membuat siklus haid menjadi teratur, wajah cerah, pengaruh hormon estrogen yang memperbesar payudara (ssstttt punya saya kecil kayak punya anak SMP memang), tapi saya memilih untuk tidak mengkonsumsi. Biarpun saya tidak termasuk dalam riwayat keluarga penderita kanker, saya kini sangat mencukupkan diri dan bersyukur dengan keadaan fisik dan apapun kondisi saya saat ini. Itupun Dokter tidak pernah memaksa untuk mengkonsumsinya. Pilihan tetap diserahkan kepada pasien.
Lalu, setelah bersyukur apa masih berjerawat? IYA, MASIH.
Terus kalau masih berjerawat, nanti ngga ada cowok yang tulus ndeketin dong Kak. Hhhmmmm itu sih saya ngga bisa jawab.
Lhoh kok ngelantur? Terserah penulis to ya hehehe

Perawatan Alami
Saya termasuk golongan penderita kanker juga sebenarnya, kantong keroncongan. That’s why saya putuskan untuk tidak menggunakan produk yang berkaolin, bentonite, bahkan SLS, ALS, turunan paraben yang dapat memperparah kondisi wajah saya. Setelah tragedi penggunaan Masker Hima*laya (silakan lihat di sini), saya tidak lagi menggunakan produk berkomposisi yang saya sebutkan tadi.
Kini saya mencoba merawat wajah saya dengan membersihkan komedo dan kulit mati dengan alat pengikis komedo seperti di bawah. Rebus alat terlebih dahulu dengan air bersih hingga mendidih, lalu gunakan ke wajah dengan mencelupkan ke alkohol 70% setiap melepas alat dari wajah. Kriteria komedo yang bisa saya ambil yang jelas komedo yang sudah tampak di permukaan kulit. Untuk jerawat yang meradang dilarang untuk dipencet.




Setelah dirasa bersih, saya menggunakan masker Mustika Ratu Jerawat Indah Warni (sachet) seperti gambar di bawah. Masker ini berbentuk bubuk warna jingga yang harus dilarutkan dengan sari air mawar dari Mustika Ratu seperti di bawah.









Setelah larut, silakan dioleskan ke bagian wajah yang sudah dibersihkan tadi. Tunggu hingga kering, kemudian bersihkan dengan air dingin. Untuk Perawatan jerawat yang parah, disarankan untuk menggunakan seminggu 2 kali. Jika sudah sembuh, perawatan seminggu sekali sudah sangat mencukupi. Sebungkus masker ini dapat digunakan hingga 3 kali sesuai kebutuhan.
Sedikit tips dari Dokter Ustaz Nardi yang saya temui di Rumah Sakit Dr. Sardjito, kita harus banyak bersyukur atas apa yang kita punya. Apapun agama yang kita anut, serahkan semua permasalahan hidup kita kepada Yang Maha Kuasa. Jika memang sudah berumur, sudah dipertemukan dengan calon pasangan yang dirohmati Tuhan, maka segerakanlah dipersatukan untuk saling mengayomi dan melindungi agar jiwa dan raga turut sehat. Niscaya, jerawat akan hilang.

Selamat mencoba. (^^,)

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook